Rabbi Yahudi Waraqah bin Naufal (Bahasa Arab
ورقه بن نوفل) adalah paman Sayyidah Khadijah binti Khuwalid bin Naufal istri Muhammad, seorang yang memprediksi Muhammad kunci rahmat semesta alam Nabi Penutup. Nama lengkapnya adalah Waraqah bin Nawfal bin Assad bin Abd al-Uzza bin Qusayy Al-Qurashi.
Waraqah bin Naufal adalah seorang pengikut setia ajaran Ibrahim, dia
mempelajari Taurat dan Injil, Kehidupan mereka di landasi kuat dengan ajaran Ibrahim As. Nenek
moyang mereka Qushay Al Quraisyh adalah pemegang kunci Ka’bah. Seluruh
kendali Kota Makkah di pegang oleh Qushay. Sejak didirikannya Makkah di
tempat itu sudah ada jabatan-jabatan penting seperti yang dipegang oleh
Qushay bin Kilab pada pertengahan abad kelima Masehi. Pada waktu itu
para pemuka Makkah berkumpul. Jabatan-jabatan hijaba, siqaya, rifada,
nadwa, liwa’ dan qiyada dipegang semua oleh Qushay.
Hijaba ialah penjaga pintu Ka’bah atau yang memegang kuncinya.
Siqaya ialah menyediakan air tawar – yang sangat sulit waktu itu bagi
mereka yang datang berziarah serta menyediakan minuman keras yang dibuat
dari kurma.
Rifada ialah memberi makan kepada mereka semua.
Nadwa ialah pimpinan rapat pada tiap tahun musim.
Liwa’ ialah panji yang dipancangkan pada tombak lalu ditancapkan sebagai lambang tentara yang sedang menghadapi musuh, dan
qiyada ialah pimpinan pasukan bila menuju perang. Jabatan-jabatan
demikian itu di Mekah sangat terpandang. Dalam masalah ibadat seolah
pandangan orang-orang Arab semua tertuju ke Ka’bah itu.
Demikian
jabatan-jabatan penting yang di pegang oleh Qushay al Quraisyh sebagai
penerus kebijakan Nabi Ibrahim sang pendiri Ka’bah bersama putranya
Ismail AS.
Tradisi agama Ibrahim yang kuat ini selalu di pegang teguh oleh keturunannya melalui Ismail sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
Waraqah bin Naufal adalah seorang yang sangat menyukai ilmu agama, dia
mempelajari Taurat dan Injil, dua buah kitab yang di turunkan oleh Allah
kepada Nabi Musa AS dan Nabi Isa As. Ciri-ciri nabi yang akan di utus
di tanah arab sudah di ketahui oleh Waraqah bin Naufal. Hanya saja
ketika nabi itu di utus kedua mata Waraqah sudah buta, dan umur beliau
sudah lanjut. Namun begitu beliau tidak tuli atau pekak.
Sejarah
Waraqah ini tidak lepas dengan sejarah turunnya wahyu pertama yang di
terimah oleh nabi. Istri nabi Siti Khadijah adalah seorang istri yang
sangat mencintai suami. Di tanah arab wanita ini di juluki At Thahirah
(perempuan suci). Kecintaan beliau terhadap suami (Rasulullah SAW)
mengalahkan segalanya. Kepatuhan, kesantunan dan kehormatan beliau
terhadap nabi tidak ada tandingannya. Itulah sebabnya nabi tidak punya
istri selain Siti Khadijah saja ketika Khadijah masi hidup.
Jabal
Nur atau di kenal dengan Gua Hira adalah sebuah tempat mengasingkan
diri yang di lakukan oleh Rasul. Di tempat ini Rasulullah menerimah
wahyu pertamanya pada bulan Rahmadan tanggal 17. Wahyu pertama yang di
terimah oleh nabi yaitu di dekap oleh Jibril dengan sekeras-kerasnya,
oleh sebabnya nabi susah bernafas, apa lagi yang datang malam-malam
begini bukan manusia, tentu akan timbul perasaan khawatir (Kalau-kalau
ajalnya lepas), jantung berdebar keras tidak menentu dan tubuh gemetar
bercucuran keringat walau malam begitu dingin.
Rasa Khawatir
kalau nyawanaya tidak akan lama lagi membuat beliau untuk mengambil
keputusan untuk pulang ke rumah yang jaraknya sekitar 6km dari Gua Hira
(sekarang Jabal Nur). Di rumah nabi menujuh ketempat tidur, dengan
badan gemetar bercucuran keringat dingin dan meminta kepada istrinya
Khadijah untuk menyelimuti beliau.
Melihat keadaan nabi yang
begitu menyedihkan dan mengharukan Khadijah menyelimuti nabi dengan
kasih sayang yang tidak mampu saya lukiskan di sini. Siti Khadijah
khawatir umur suaminya tidak akan lamah. Akhirnya Khadijah mengambil
keputusan untuk menemui Waraqah bin Naufal anak pamanya. Khadijah pergi
menemui Waraqah ketika suami beliau sudah dalam keadaan tenang atau
tidur.
Seluruh kejadian yang menimpah suami beliau (Rasulullah)
di ceritakan oleh Khadijah sampai tuntas kepada Waraqah. Waraqah diam
saja mencermati cerita tersebut. Setelah Khadijah selesai menceritakan
apa yang di alami suaminya barulah Waraqah menjawab dengan singkat dan
padat.
“Demi Allah yang jiwa Waraqah berada dalam genggamanNya,
jika engkau membenarkan aku wahai Khadijah, sesungguhnya telah datang
kepadanya (Namus Akbar) sebagaimana yang pernah datang kepada Musa, dan
sesungguhnya dia nabi bagi umat ini, Oleh sebab itu katakanlah kepadanya
agar tetap tenang.” Demikianlah jawaban yang diberikan Waraqah kepada
kemanakannya Khadijah. Mendengar berita ini langsung dari anak pamannya
Khadijah sangat gembira. Khadijahpun pulang ke rumah.
Sampai di
rumah di dapatinya nabi sudah bangun, wajahnya mulai cerah, tubuhnya
tidak gemetar lagi dan nafasnya tidak tersengal-sengal lagi. Melihat
keadaan ini Khadijah memberanikan diri untuk bertanya kepada nabi walau
di hatinya bercampur cemas, gelisah dan perasaan gembira.
“Aduhai
Tuhan, Aduhai. Apakah gerangan yang menimpa kekasihku. Apakah yang
menimpa engkau wahai kekasihku, katakanlah padaku, katakanlah padaku”
Nabi menjawab:
“Selimutilah aku, selimutilah aku”
Khadijah berkata:
“Sekarang aku sudah tidak sabar lagi untuk mengetahui permasalahan ini, maka ceritakanlah padaku”
Nabi menjawab:
“Aku sangat mengkhawatirkan diriku” (maksud nabi dia khawatir kalau
binasa karenanya karena dia tidak tahu apa sesungguhnya terjadi)
Kemudian Khadijah menjawab:
“Oh tidak demikian, Allah tidak akan menghinakan engkau selama-lamanya,
karena engkau selalu menyambung tali silahturahmi, dan menanggung yang
berat (menolong yang susah), mencarikan pekerjaan bagi mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan dan engkau selalu menghormati tamu dan engkaulah
selalu menolong di dalam kebaikan”
Dengan adanya jawaban yang tulus dari seorang istri kemudian nabi menceritakan apa yang dia alami.
Setelah itu Khadijah bertanya lagi kepada Rasulullah.
“Tidakah engkau bertanya siapakah engkau, siapa yang datang bersama engkau dan apa maksudmu datang padaku”
Lalu nabi menjawab:
“Aku mendengar dia berkata, ‘Saya Jibril. Saya akan datang kepada engakau untuk menyampaikan Risalah Tuhanmu’”.
Mendengar jawaban itu Khadijah terdiam dan nabi pun diam juga, sebab
dia tahu apa yang di sampaikan oleh pamannya Waraqah bin Naufal benar
adanya. Suaminya detik ini adalah seoarang Nabi sekaligus seorang Rasul.
Ada perasaan gembira di hatinya.
Setelah badan nabi telah segar
bugar kembali dengan tidak kurang satu apapun, Khadijah mengajak beliau
ke rumah Waraqah agar penjelasan ini di dapat beliau secara langsung
dari Waraqah.
Sampai dirumah, Khadijah berkata kepada Waraqah:
“Hai anak lelaki pamanku dengarkanlah apa yang hendak di katakan anak lelaki saudaramu”
Waraqah berkata:
“Hai anak lelaki saudaraku apa yang engkau lihat?”
Lalu nabi menceritakan apa yang di alaminya.
Jawab Waraqah:
“Suci suci. Hai anak lelaki saudaraku. Ini adalah rahasia paling besar
yang pernah Allah turunkan kepada Nabi Musa. Oh mudah-mudahan aku dapat
kembali menjadi muda dan kuat, mudah-mudahan aku masih hidup, kelak
kaummu akan mengusirmu.”
Lalu nabi bertanya:
“Apakah kaumku akan mengusirku?”
“Ya. Sama sekali tidak ada seorang yang datang dengan membawa apa yang
engkau bawa melainkan ia di musuhi. Dan jikalau aku dapat mengalami
bersama harimu, kelak engaku dimusuhi, maka aku akan menolongmu dengan
pertolongan yang kuat”
Dengan adanya keterangan dari Waraqah ini sejak itulah Khadijah memegang teguh penjelasan beliau.
Itulah sekelumit kisah mengenai Waraqah bin Naufal, tidak benar Waraqah
mengajari ilmu kitab alias alkitab kepada nabi, bahkan beliau (Waraqah)
sendiri bersedia membantu perjuangan nabi dan menjadi pengikut Nabi
Muhammad SAW yang setia.
Dan Khadijah adalah manusia pertama sekali
memeluk islam dan di ikuti oleh sahabat-sahabat nabi yang lain termasuk
Waraqah bin Naufal di dalamnya.
ورقه بن نوفل) adalah paman Sayyidah Khadijah binti Khuwalid bin Naufal istri Muhammad, seorang yang memprediksi Muhammad kunci rahmat semesta alam Nabi Penutup. Nama lengkapnya adalah Waraqah bin Nawfal bin Assad bin Abd al-Uzza bin Qusayy Al-Qurashi.
Waraqah bin Naufal adalah seorang pengikut setia ajaran Ibrahim, dia
mempelajari Taurat dan Injil, Kehidupan mereka di landasi kuat dengan ajaran Ibrahim As. Nenek
moyang mereka Qushay Al Quraisyh adalah pemegang kunci Ka’bah. Seluruh
kendali Kota Makkah di pegang oleh Qushay. Sejak didirikannya Makkah di
tempat itu sudah ada jabatan-jabatan penting seperti yang dipegang oleh
Qushay bin Kilab pada pertengahan abad kelima Masehi. Pada waktu itu
para pemuka Makkah berkumpul. Jabatan-jabatan hijaba, siqaya, rifada,
nadwa, liwa’ dan qiyada dipegang semua oleh Qushay.
Hijaba ialah penjaga pintu Ka’bah atau yang memegang kuncinya.
Siqaya ialah menyediakan air tawar – yang sangat sulit waktu itu bagi
mereka yang datang berziarah serta menyediakan minuman keras yang dibuat
dari kurma.
Rifada ialah memberi makan kepada mereka semua.
Nadwa ialah pimpinan rapat pada tiap tahun musim.
Liwa’ ialah panji yang dipancangkan pada tombak lalu ditancapkan sebagai lambang tentara yang sedang menghadapi musuh, dan
qiyada ialah pimpinan pasukan bila menuju perang. Jabatan-jabatan
demikian itu di Mekah sangat terpandang. Dalam masalah ibadat seolah
pandangan orang-orang Arab semua tertuju ke Ka’bah itu.
Demikian
jabatan-jabatan penting yang di pegang oleh Qushay al Quraisyh sebagai
penerus kebijakan Nabi Ibrahim sang pendiri Ka’bah bersama putranya
Ismail AS.
Tradisi agama Ibrahim yang kuat ini selalu di pegang teguh oleh keturunannya melalui Ismail sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
Waraqah bin Naufal adalah seorang yang sangat menyukai ilmu agama, dia
mempelajari Taurat dan Injil, dua buah kitab yang di turunkan oleh Allah
kepada Nabi Musa AS dan Nabi Isa As. Ciri-ciri nabi yang akan di utus
di tanah arab sudah di ketahui oleh Waraqah bin Naufal. Hanya saja
ketika nabi itu di utus kedua mata Waraqah sudah buta, dan umur beliau
sudah lanjut. Namun begitu beliau tidak tuli atau pekak.
Sejarah
Waraqah ini tidak lepas dengan sejarah turunnya wahyu pertama yang di
terimah oleh nabi. Istri nabi Siti Khadijah adalah seorang istri yang
sangat mencintai suami. Di tanah arab wanita ini di juluki At Thahirah
(perempuan suci). Kecintaan beliau terhadap suami (Rasulullah SAW)
mengalahkan segalanya. Kepatuhan, kesantunan dan kehormatan beliau
terhadap nabi tidak ada tandingannya. Itulah sebabnya nabi tidak punya
istri selain Siti Khadijah saja ketika Khadijah masi hidup.
Jabal
Nur atau di kenal dengan Gua Hira adalah sebuah tempat mengasingkan
diri yang di lakukan oleh Rasul. Di tempat ini Rasulullah menerimah
wahyu pertamanya pada bulan Rahmadan tanggal 17. Wahyu pertama yang di
terimah oleh nabi yaitu di dekap oleh Jibril dengan sekeras-kerasnya,
oleh sebabnya nabi susah bernafas, apa lagi yang datang malam-malam
begini bukan manusia, tentu akan timbul perasaan khawatir (Kalau-kalau
ajalnya lepas), jantung berdebar keras tidak menentu dan tubuh gemetar
bercucuran keringat walau malam begitu dingin.
Rasa Khawatir
kalau nyawanaya tidak akan lama lagi membuat beliau untuk mengambil
keputusan untuk pulang ke rumah yang jaraknya sekitar 6km dari Gua Hira
(sekarang Jabal Nur). Di rumah nabi menujuh ketempat tidur, dengan
badan gemetar bercucuran keringat dingin dan meminta kepada istrinya
Khadijah untuk menyelimuti beliau.
Melihat keadaan nabi yang
begitu menyedihkan dan mengharukan Khadijah menyelimuti nabi dengan
kasih sayang yang tidak mampu saya lukiskan di sini. Siti Khadijah
khawatir umur suaminya tidak akan lamah. Akhirnya Khadijah mengambil
keputusan untuk menemui Waraqah bin Naufal anak pamanya. Khadijah pergi
menemui Waraqah ketika suami beliau sudah dalam keadaan tenang atau
tidur.
Seluruh kejadian yang menimpah suami beliau (Rasulullah)
di ceritakan oleh Khadijah sampai tuntas kepada Waraqah. Waraqah diam
saja mencermati cerita tersebut. Setelah Khadijah selesai menceritakan
apa yang di alami suaminya barulah Waraqah menjawab dengan singkat dan
padat.
“Demi Allah yang jiwa Waraqah berada dalam genggamanNya,
jika engkau membenarkan aku wahai Khadijah, sesungguhnya telah datang
kepadanya (Namus Akbar) sebagaimana yang pernah datang kepada Musa, dan
sesungguhnya dia nabi bagi umat ini, Oleh sebab itu katakanlah kepadanya
agar tetap tenang.” Demikianlah jawaban yang diberikan Waraqah kepada
kemanakannya Khadijah. Mendengar berita ini langsung dari anak pamannya
Khadijah sangat gembira. Khadijahpun pulang ke rumah.
Sampai di
rumah di dapatinya nabi sudah bangun, wajahnya mulai cerah, tubuhnya
tidak gemetar lagi dan nafasnya tidak tersengal-sengal lagi. Melihat
keadaan ini Khadijah memberanikan diri untuk bertanya kepada nabi walau
di hatinya bercampur cemas, gelisah dan perasaan gembira.
“Aduhai
Tuhan, Aduhai. Apakah gerangan yang menimpa kekasihku. Apakah yang
menimpa engkau wahai kekasihku, katakanlah padaku, katakanlah padaku”
Nabi menjawab:
“Selimutilah aku, selimutilah aku”
Khadijah berkata:
“Sekarang aku sudah tidak sabar lagi untuk mengetahui permasalahan ini, maka ceritakanlah padaku”
Nabi menjawab:
“Aku sangat mengkhawatirkan diriku” (maksud nabi dia khawatir kalau
binasa karenanya karena dia tidak tahu apa sesungguhnya terjadi)
Kemudian Khadijah menjawab:
“Oh tidak demikian, Allah tidak akan menghinakan engkau selama-lamanya,
karena engkau selalu menyambung tali silahturahmi, dan menanggung yang
berat (menolong yang susah), mencarikan pekerjaan bagi mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan dan engkau selalu menghormati tamu dan engkaulah
selalu menolong di dalam kebaikan”
Dengan adanya jawaban yang tulus dari seorang istri kemudian nabi menceritakan apa yang dia alami.
Setelah itu Khadijah bertanya lagi kepada Rasulullah.
“Tidakah engkau bertanya siapakah engkau, siapa yang datang bersama engkau dan apa maksudmu datang padaku”
Lalu nabi menjawab:
“Aku mendengar dia berkata, ‘Saya Jibril. Saya akan datang kepada engakau untuk menyampaikan Risalah Tuhanmu’”.
Mendengar jawaban itu Khadijah terdiam dan nabi pun diam juga, sebab
dia tahu apa yang di sampaikan oleh pamannya Waraqah bin Naufal benar
adanya. Suaminya detik ini adalah seoarang Nabi sekaligus seorang Rasul.
Ada perasaan gembira di hatinya.
Setelah badan nabi telah segar
bugar kembali dengan tidak kurang satu apapun, Khadijah mengajak beliau
ke rumah Waraqah agar penjelasan ini di dapat beliau secara langsung
dari Waraqah.
Sampai dirumah, Khadijah berkata kepada Waraqah:
“Hai anak lelaki pamanku dengarkanlah apa yang hendak di katakan anak lelaki saudaramu”
Waraqah berkata:
“Hai anak lelaki saudaraku apa yang engkau lihat?”
Lalu nabi menceritakan apa yang di alaminya.
Jawab Waraqah:
“Suci suci. Hai anak lelaki saudaraku. Ini adalah rahasia paling besar
yang pernah Allah turunkan kepada Nabi Musa. Oh mudah-mudahan aku dapat
kembali menjadi muda dan kuat, mudah-mudahan aku masih hidup, kelak
kaummu akan mengusirmu.”
Lalu nabi bertanya:
“Apakah kaumku akan mengusirku?”
“Ya. Sama sekali tidak ada seorang yang datang dengan membawa apa yang
engkau bawa melainkan ia di musuhi. Dan jikalau aku dapat mengalami
bersama harimu, kelak engaku dimusuhi, maka aku akan menolongmu dengan
pertolongan yang kuat”
Dengan adanya keterangan dari Waraqah ini sejak itulah Khadijah memegang teguh penjelasan beliau.
Itulah sekelumit kisah mengenai Waraqah bin Naufal, tidak benar Waraqah
mengajari ilmu kitab alias alkitab kepada nabi, bahkan beliau (Waraqah)
sendiri bersedia membantu perjuangan nabi dan menjadi pengikut Nabi
Muhammad SAW yang setia.
Dan Khadijah adalah manusia pertama sekali
memeluk islam dan di ikuti oleh sahabat-sahabat nabi yang lain termasuk
Waraqah bin Naufal di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar