Rasulullah (Muhammad) bersabda: [H.R. AT-TURMUDZI, dari Watsilah bin Al-Asqa r.a. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya, Allah telah memilih Ismail menjadi anak Ibrahim dan Dia telah memilih keturunan Kinanah menjadi keturunan Ismail dan Dia telah memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan Dia telah memilih Hasyim dari Quraisy, dan Dia telah memilih aku (Muhammad) dari keturunan Hasyim."]
Menurut Hadits di atas, Muhammad adalah keturunan Ismail bin Ibrahim. Dapatkah Hadits tersebut "shahih" atau "benar"? Untuk menjelaskannya kita harus mengkonfirmasi dengan ayat2 Al-Qur'an. Jika bertentangan, maka Hadits tersebut adalah "dhaif" atau "palsu".
Sekurang2nya ada 4 langkah untuk menjelaskan "status" Hadits tersebut, yaitu:
1. Langkah Pertama: Identifikasi Tempat.
Allah berfirman (artinya):
[QS. 3:96-97. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Baka (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.]
Kata kunci untuk ayat2 di atas adalah "maqam Ibrahim" yang terletak di "Baka". Adakah maqam Ibrahim di tempat lain? Dalam seluruh literatur di dunia ini, maqam Ibrahim hanya terdapat di Mekah. Dengan demikian, maka "Baka" tidak lain adalah Mekah. Selain itu, ayat2 di atas juga menjelaskan tentang "Rumah Allah/Baitullah" yang pertama kali dibangun yang terletak di Baka/Mekah itu.
2. Langkah Kedua: Sebahagian Keturunan Ibrahim.
Allah berfirman (artinya):
[QS. 14:35,37. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala...Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur."]
Kata kunci dari ayat2 di atas adalah "sebahagian keturunanku", yaitu keturunan Ibrahim.
Dalam ayat 37 di atas, Ibrahim berkata bahwa ia telah menempatkan "sebahagian keturunannya" di lembah di dekat "Rumah Allah". Sebagaimana dijelaskan dalam "Langkah Pertama" di atas, bahwa "Rumah Allah" tersebut terletak di Mekah.
Lalu, siapakah "sebahagian keturunan Ibrahim" itu? Lihat "Langkah Ketiga" berikut ini.
3. Langkah Ketiga: Ismail adalah anak Ibrahim?
Allah berfirman (artinya):
[QS. 2:125. Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud"]
Kata kunci dari ayat di atas adalah "Ibrahim dan Ismail". Apakah Ismail anak Ibrahim? Perhatikan kisah penyembelihan menurut Al-Qur'an berikut ini:
Allah berfirman dalam QS. 37:102-112 (artinya):
[102] Maka tatkala anak itu (Ismail) sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
[103] Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
[104] Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
[105] sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
[106] Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
[107] Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
[108] Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
[109] (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".
[110] Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
[111] Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
[112] Dan Kami beri dia (Ibrahim) kabar gembira dengan kelahiran Ishak, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
Dalam ayat 102, tidak disebutkan nama anak yang akan disembelih itu, tetapi identifikasi Ismail dalam ayat tersebut sangat jelas, oleh karena dalam ayat 112, Ishak, adik Ismail, baru dilahirkan setelah peristiwa penyembelihan tersebut.
Jadi, "sebahagian keturunan Ibrahim" sebagaimana dimaksud "Langkah Kedua" di atas adalah "Ismail dan anak-cucunya".
4. Langkah Keempat: Muhammad Keturunan Ismail bin Ibrahim?
Allah berfirman (artinya):
[QS. 2:127-130. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah (Ka'bah) bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.]
Allah menjawab permohonan Ibrahim di atas dengan berfirman (artinya):
[QS. 2:124] Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim".
Frasa kunci untuk ayat2 di atas adalah "diantara anak-cucu kami" dan "utuslah untuk mereka seorang Rasul".
Pertanyaannya adalah: Siapakah Rasul yang dimaksud itu?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, Allah dengan tegas berfirman (artinya):
[QS. 3:67-68. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik." Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.]
Dikatakan dalam ayat2 di atas, bahwa orang2 yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang2 yang mengikutinya pada waktu itu dan Nabi Muhammad.
Lebih jauh, Ibrahim berkata sebagaimana Firman Allah berikut ini (artinya):
[QS. 2:132] Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
Perhatikan kata "agama Islam" dalam ayat di atas yang berhubungan erat dengan Nabi Muhammad.
Kesimpulan:
Hadits riwayat Turmudzi di atas, selain isnad-nya terkenal, juga matan-nya tidak bertentangan dengan nash Al-Qur'an. Sehingga dengan demikian, maka Hadits tersebut adalah "shahih", yang sekaligus membenarkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah keturunan Nabi Ibrahim dari anak sulungnya, Nabi Ismail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar