Fakultas Kedokteran UGM bersama Yayasan SHEEP Indonesia
Selama ini metode belajar di skills lab masih banyak dititikberatkan pada proses demonstrasi oleh tutor di laboratorium kemudian mahasiswa berlatih sendiri. Ketika melihat seorang ahli melakukan demonstrasi, seolah-olah keterampilan medik tersebut terlihat mudah. Pada saat mahasiswa melakukan sendiri, ternyata banyak kesulitan yang dihadapi. Bahkan untuk berkomunikasi dengan pasien pun, mahasiswa masih melakukannya dengan pemahaman yang terbatas pada kognitif, daripada aplikasi pada keterampilan klinis maupun perilaku profesional. Dengan demikian mahasiswa perlu mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan komunitas, sehingga mereka mampu merekfleksikan pengalamannya tersebut dalam kemampuan belajar keterampilan klinis (Mora Claramita, 2009).
Sebagai tindak lanjut untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk bertemu langsung dengan komunitas, Fakultas Kedokteran UGM mejalin kerjasama dengan beberapa Organisasi Non Pemerintah (Ornop) yang salah satunya adalah yayasan SHEEP Indonesia. Kerjasama yang dilakukan antara FK UGM dengan SHEEP dimulai sejak adanya proposal penelitian yang diajukan oleh dr. Mora Claramita, MHPE yang mengambil judul Belajar Ketrampilan Medik Secara Efektif di Komunitas . Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan Merumuskan model pembelajaran keterampilan medik di komunitas bagi mahasiswa kedokteran di tahun ketiga Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan mengetahui manfaat pembelajaran keterampilan medik mahasiswa kedokteran di komunitas bagi komunitas itu sendiri.
Program Skills Lab I yang dilakukan bersama SHEEP berlangsung mulai bulan Maret − Juni 2009. Program tersebut diikuti oleh 15 orang mahasiswa yang dibagi kedalam 5 kelompok dan didampingi oleh 3 orang fasilitator lapangan dari SHEEP. Program dijalankan dengan melibatkan secara langsung para mahasiswa ke desa-desa yang menjadi wilayah dampingan SHEEP yaitu di Patalan, Kotagedhe, Lemah Bang, Berbah dan Ambarukmo. Sebelum mahasiswa peserta skills lab diterjunkan ke lapangan dari pihak SHEEP juga memberikan pembekalan tentang pengkajian kesehatan secara partisipatif (Participatory Health Apraissal) untuk memberikan gambaran tentang bagaimana menggali informasi & menemukan peta permasalahan terkait kesehatan di masyarakat. Selain melakukan interaksi langsung dengan masyarakat melalui kunjungan lapangan, interview dengan beberapa tokoh masyarakat dan diskusi kelompok masyarakat, mahasiswa juga melakukan Focus Group Discussion (FGD) terkait temuan atau hasil dari kunjungan ke masyarakat minimal 2 minggu sekali. Dari lima kali FGD yang diselenggarakan hampir semua peserta skills lab menyampaikan adanya pengalaman baru dan manfaat yang mereka peroleh di masyarakat terutama dalam melatih komunikasi antara dokter dengan pasien. Harapan dan rekomendasi untuk tetap melanjutkan adanya program skills lab bersama masyarakat juga banyak disampaikan oleh mahasiswa yang terlibat dalam program tersebut.
Berbekal pada hasil penelitian dan rekomendasi dari program skills lab I yang dilakukan di komunitas, saat ini program skills lab di komunitas merupakan mata kuliah pilihan (elective) untuk mahasiswa fakultas kedokteran di tahun ketiga. Pada pelaksanaan program tersebut SHEEP sebagai mitra Fakultas kedokteran dalam penyelenggaran skills lab kembali diminta untuk memfasilitasi mahasiswa yang akan melakukan skills lab di masyarakat yang menjadi dampingan SHEEP dengan fokus program pemberdayaan masyrakat desa dalam bidang kesehatan dan pendidikan.
Program skills lab II yang dilakukan bersama SHEEP dimulai pada minggu keempat bulan Oktober dengan melakukan pertemuan awal pada tanggal 28 Oktober 2009. Pada pertemuan tersebut mahasiswa diajak untuk mengenal SHEEP terlebih dahulu sebelum mengidentifikasi apa tujuan program Skills lab yang difasilitasi oleh Bapak Timotius Apriyanto yang merupakan Koord. Komisi Konsultasi dan Kemitraan YSI. Setelah mengenal sekilas tentang SHEEP melalui pemutaran video profil SHEEP mahasiswa diajak untuk mengidentifikasi apa (What), Mengapa (Why), Kapan (When) dan Bagaimana (How) ketrampilan itu dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat.
Program skills lab II ini diikuti oleh 14 orang mahasiswa yang dibagi ke dalam 3 kelompok yang akan melakukan skills lab di 3 wilayah dampingan SHEEP yaitu Sapen, Kotagedhe dan Berbah.Program ini direncanakan akan dilakukan selama 18 minggu yang dibagi kedalam 5 teknik yang digunakan dalam proses belajar bersama masyarakat yaitu Ask/bertanya (minggu 1-5), Assess/menilai (minggu 6-12), Advice/memberikan saran (minggu 13-15), Asist/mendampingi (minggu 16-17) dan Arrange follow up/mengatur rencana tindak lanjut (minngu 18).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar