Minggu, 23 Agustus 2015

KAMPANYE WHO UNTUK AKHIRI JARUM SUNTIK BEKAS.

Kampanye WHO untuk akhiri jarum suntik bekas


jarum suntik
Jarum suntik yang terkontimnasi menyebabkan jutaan kasus HIV dan Hepatitis setiap tahun.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan kampanye besar-besaran untuk mengurangi infeksi yang disebabkan oleh jarum suntik bekas.
Jarum suntik yang kotor dan terkontaminasi menjadi penyebab jutaan kasus HIV dan Hepatitis setiap tahun.
Di satu desa di Kamboja lebih dari 270 orang diyakini terkena HIV -virus yang menyebabkan AIDS- karena seorang pekerja kesehatan tidak resmi menggunakan jarum-jarum suntik bekas, yang kemudian menyebarkan penyakit tersebut.
WHO mendesak penggunaan jarum suntik sekali pakai (single-use syringe) yang mereka harapkan menjadi praktik baku pada 2020.
Marc Koska, penemu jarum suntik sekali pakai, mengatakan bahwa sekilas tidak ada perbedaan antara jarum suntik konvensional dan jarum suntik sekali pakai.
"Bentuknya sama persis. Jarum ini dibuat dari bahan yang sama dan dengan peralatan yang sama pula. Ongkos produksinya juga sama. Demikian juga dengan cara pengoperasian," kata Koska dalam wawancara dengan BBC.
Yang berbeda adalah ketika alat penekan cairan ditarik kembali, alat penekan akan mengunci secara otomatis dan kemudian patah menjadi dua.
Keadaan ini memaksa alat suntik menjadi tidak bisa lagi dipakai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar