Minggu, 23 Agustus 2015

ILMUWAN BELANDA BERDARAH YAHUDI: ANTONY VAN LEEUWENHOEK PENEMU SEL TUNGGAL


Mungkin orang akan bertanya, siapa ilmuwan yahudi sih Antony van Leewenhoek itu?  Beliau adalah ilmuwan yahudi berada di Belanda yang pertama kali melihat sel tunggal dan mengamati darah, cairan mani, feses, dan email gigi. Beliau juga berperan dalam sejarah sel yaitu membuat dan menggunakan mikroskop, dan menyebut sel sebagai satuan kehidupan. Selain ilmuwan, beliau juga seorang pedagang dari Delft, Belanda, beliau dilahirkan dari keluarga pedagang, beliau tidak menerima pendidikan tinggi atau yang sederajat, beliau tidak mengenal bahasa lain selain bahasa Belanda. Namun dengan ketekunan dan rasa ingin tahu yang tanpa henti-hentinya serta pikiran yang terbuka bebas dari dogma ilmiah pada zamannya,  beliau berhasil membuat beberapa penemuan paling penting dalam sejarah biologi.  Hasil penelitiannya berhasil membuka dunia kehidupan mikroskopis kepada kita. 
Beliau lahir di Delft pada tanggal 24 Oktober 1632. Ayahnya adalah seorang pembuat keranjang, sementara keluarga ibunya adalah pembuat bir. Antony belajar di sebuah sekolah di kota Warmond, kemudian tinggal dengan pamannya di Benthuizen. Pada 1648 ia bekerja di toko kain linen. Sekitar 1654 ia kembali lagi ke kota kelahirannya Delft, di mana dia menghabiskan sisa hidupnya. Dia menempatkan dirinya dalam bisnis sebagai pedagang kain,  beliau juga pernah bekerja sebagai surveyor dan pegawai kota. Pada 1676 ia menjadi ahli waris dari almarhum Jan Vermeer, seorang teman Antony dan pelukis terkenal yang bangkrut. Sekitar tahun 1668, Antony van Leeuwenhoek belajar untuk membuat lensa, membuat mikroskop sederhana, dan mulai mengamati objek-objek kecil dengan mikroskop. Dia tampaknya telah terinspirasi untuk mengambil mikroskop oleh setelah melihat salinan ilustrasi buku dari Robert Hooke yang sangat populer berjudul Micrographia, buku itu digambar sendiri oleh Hooke melalui pengamatan dengan mikroskop.
Leeuwenhoek telah membuat lebih dari 500 gambar mikroskop. Dalam desain dasar mikroskop Leeuwenhoek, sebagian orang menganggap itu hanyalah kaca pembesar (karena hanya terbuat dari 1 lensa saja), bukan mikroskop seperti yang digunakan sekarang (yang terdiri dari 2 lensa). Dibandingkan dengan mikroskop modern, mikroskop buatannya adalah perangkat yang sangat sederhana, hanya menggunakan satu lensa, terpasang dalam lubang kecil di piring kuningan yang membentuk tubuh instrumen. Spesimen dipasang pada titik fokus yang menempel di depan lensa, dan posisi dan fokus bisa disesuaikan dengan memutar dua sekrup. Seluruh instrumen panjangnya hanya 3-4 inci dan harus diangkat mendekat dengan mata dan memerlukan pencahayaan yang baik serta kesabaran yang besar dalam penggunaanya. Meskipun pada jamannya telah ditemukan mikroskop 2 lensa yang hampir mirip dengan mikropskop saat ini, namun pada saat itu pembuatannya masih rumit dibandingkan mikroskop ala Leewenhoek. Dan dengan ketrampilan Leewenhoek dalam membuat lensa, dia berhasil membuat mikroskop yang mampu memperbesar objek sampai lebih dari 200 kali sehingga gambar yang dihasilkan lebih jelas dan lebih terang. Meskipun ia sendiri tidak bisa menggambar dengan baik, ia mempekerjakan ilustrator untuk menggambar objek yang ia amati dan gambar itu digunakan untuk melengkapi uraian tertulis dari objek yang ia amati.
Van Leeuwenhoek's microscopes by Henry Baker
Van Leeuwenhoek's microscopes by Henry Baker. Courtesy of Wikipedia
Pada 1673, Leeuwenhoek mulai menulis surat kepada lembaga sains yang baru terbentuk yaitu Royal Society of London, beliau menjelaskan apa yang telah dilihatnya dengan mikroskopnya. Surat pertamanya berisi beberapa pengamatan pada sengat lebah. Dalam surat berikutnya tertanggal 7 September 1674, Leeuwenhoek mengamati air danau, dan memberikan deskripsi mengenai alga hijau Spirogyra. Sebuah surat tertanggal 25 Desember 1702, memberikan deskripsi mengenai organisme filum Protista, hewan pada kelas Ciliata yaitu Vorticella. Pada tanggal 17 September 1683, Leeuwenhoek menulis kepada Royal Society tentang pengamatannya pada plak di antara giginya sendiri. Ia mengulangi observasi pada istri dan putrinya serta dua orang tua yang tidak pernah membersihkan gigi mereka dalam hidupnya. Dengan melihat sampel plak gigi dengan mikroskop-nya, Leeuwenhoek melaporkan bagaimana keadaan sebenarnya di dalam mulut dan inilah observasi langsung pada bakteri hidup yang pernah tercatat.
Leeuwenhoek juga mengamati jaringan tumbuhan dan hewan, kristal mineral dan fosil. Dia adalah orang pertama yang melihat Foraminifera yang digambarkan sebagai “kerang kecil… Tidak lebih besar dari sebutir-pasir kasar.” Ia juga melihat sel-sel darah, dan pertama kalinya melihat sel-sel sperma hidup hewan. Ia juga menemukan hewan mikroskopis seperti Nematoda dan Rotifera. Daftar penemuannya terus berlanjut. Leeuwenhoek segera menjadi ilmuwan terkenal karena surat-suratnya yang diterbitkan dan diterjemahkan. Pada tahun 1680, ia terpilih sebagai anggota tetap dari Royal Society dan bergabung dengan ilmuwan besar seperti Robert Hooke, Henry Oldenburg, Robert Boyle, Christopher Wren, dan tokoh-tokoh ilmiah lainnya pada zamannya. Pada 1698 ia memperlihatkan sistem peredaran darah kapiler ikan belut pada Tsar Peter Agung dari Rusia, dan dia memberi kesempatan pada masyarakat yang penasaran ingin melihat hal-hal aneh yang dia temukan. Dia terus melanjutkan pengamatan sampai di hari terakhir dalam hidupnya. Setelah kematiannya pada tanggal 30 Agustus 1723, pendeta dari Gereja Baru di Delft menulis kepada Royal Society:

. . . Antony van Leeuwenhoek considered that what is true in natural philosophy can be most fruitfully investigated by the experimental method, supported by the evidence of the senses; for which reason, by diligence and tireless labour he made with his own hand certain most excellent lenses, with the aid of which he discovered many secrets of Nature, now famous throughout the whole philosophical World.

Hal yang unik:
  1. Antony van Leewenhoek tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi di universitas.
  2. Antony van Leewenhoek tidak pernah belajar bahasa Latin (bahasa sains saat itu)
  3. Antony van Leewenhoek tidak pernah menulis buku namun hanya menulis surat
  4. Antony van Leewenhoek membuat mikroskopnya sendiri
Hal tersebut dapat terjadi mungkin karena kecerdasan dan ketrampilan Leewenhoek dan bisa jadi mungkin karena pendidikan di Belanda yang sedemikian unik dan mampu menumbuhkan kreativitas serta rasa ingin tahu dari siswa-siswanya. Tapi yang jelas adalah jika pendidikan di suatu negara itu baik dan maju maka tercermin dari berapa banyak ilmuwan yang dihasilkannya.
Kalau Leewenhoek bisa, mengapa kita tidak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar